Tuesday, October 02, 2007

9 hal yang mungkin (tidak) kita ketahui tentang Kagoshima

Oleh Purnamawati a.k.a Ipur*

Seberapa jauh kita mengenal Kagoshima?

Barangkali sebatas salah satu propinsi di ujung selatan pulau Kyushu dengan gunung Sakurajimanya yang merupakan gunung api teraktif di Jepang?

Dengan paparan yang ringan dan santai, artikel berikut akan memperkaya pengetahuan kita serta banyak hal baru yang akan kita dapatkan tentang Kagoshima. Semoga.

Selamat menikmati.


Ini sekedar intermezo. Dari pada stres dan pusing, ya sekedar bagi pengetahuan saja.

Mungkin di antara kawan-kawan ada yang sudah tahu tentang Kagoshima, bukan? Atau mungkin ada juga yang belum tahu atau mungkin masih banyak pertanyaan mengenai Kagoshima. Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini akan menambah wawasan kawan-kawan tentang Kagoshima.

1. Propinsi yang paling `ngebangkang`.

Pernah tidak mengakui kekuasaan Kaisar dan Jepang, karena dulunya Kagoshima termasuk kota kesatuan Okinawa. Okinawa pada zaman dinasti China adalah jajahan China, termasuk di dalamnya juga Korea (dulu Korea di sebut Chosen, kemudian militer Jepang mengobrak-abrik menjadi 2 bagian Korea utara dan Korea selatan seperti yang kita kenal saat ini). Kagoshima dan Okinawa akhirnya menjadi bagian dari Jepang setelah militer Jepang merebutnya dari dinasti China. Maka dari itu, sampai saat ini kita masih bisa temui sisa-sisa betapa kuatnya pengaruh kebudayaan China di Kagoshima dan Okinawa.

2. Pernah nonton The Last Samurai -nya si Tom Cruise (tulisannya bener nggak)? Nah, film itu diinspirasi dari kisah hidup the last true samurai, Saigo Takamori orang asli Kagoshima. Dia yang masih mempertahankan kedudukan samurai sebagai penjaga kaisar pada saat Kaisar masih berusia sangat muda. Pada saat itu kaisar ingin mengadakan pembaharuan, yang akhirnya kita kenal dengan jaman Meiji (pembaharuan). Patung Saigo Takamori bisa kita lihat di Ueno Park – Tokyo (berpakaian tradisional jepang) dan Chuo Park – Kagoshima (berpakaian western uniform).

3. Terkenal dengan ciri khas pulaunya.

Pulau-pulau yang ada di Kagoshima mempunyai ciri khas (kalau pernah nonton anime produksi Gibli ttg hutan Tokushima, ya seperti itu suasananya). Yaitu hutannya masih murni dan lautnya sebagai pertemuan air panas dengan air dingin (gomen kalau salah ngomong, bukan bagian Suisan) jadi segala macam kehidupan binatang ada di Kagoshima dan pulau-pulau disekitarnya. Kita bisa melihat ikan paus pada bulan 2 atau 3 di perairan kagoshima dan sekitarnya. Selain itu rumput laut di Kagoshima lebih baik dari pulau-pulau lainnya di jepang.

Di antara deretan pulau-pulau ada pulau Chichishima dan Hahashima (pulau ayah dan pulau ibu) yang dimiliki oleh prefektur Tokyo, dimana Kagoshima tidak berhak mengatur pulau-pulau tersebut.

Nah, mau tahu nelayan Jepang yang pertama kali menjelajah dunia sampai ke Indonesia? Jawabannya nelayan Kagoshima. Kemudian siapa penemu ikan tuna, penghasil dan penyalur ke seluruh Jepang? Juga nelayan Kagoshima. Jadi tidak salah Suisan Gakubu paling bagus di Kagoshima.

4. Pusat militer Jepang terkuat pada perang dunia ke 2.

Semua tentara Jepang pada PD II sebagian besar berasal dari Kagoshima, Fukuoka dan Okinawa. Kalau kita ke Chiran, kita bisa melihat sisa-sisa dari pasukan Kamikaze (pasukan bunuh diri, pasukan yang paling ditakuti Amerika pada saat itu), dan itu tidak ada di luar Kagoshima.

Sampai sekarang Jepang masih memerintahkan militernya untuk menduduki pulau-pulau kecil di Kagoshima, contohnya Koshiki. Pulau-pulau itu dijadikan tempat itu latihan perang dan basic camp.

Kalau kita ke Tenmonkan atau lagi di jalan-jalan pusat kota Kagoshima, kita mungkin pernah melihat mobil besar dengan bendera Jepang dan berspeaker besar, yang mengajak para masyarakat untuk mengakui kedudukan kaisar, mempertahankan militer Jepang, mengajak anak muda untuk masuk militer, dan merebut pulau-pulau sekitar Kagoshima yang sekarang jadi perebutan Korea selatan dan Jepang.

5. Dalam bidang politik, sebagai kubu terkuat Jiminto (Partai Demokrasi Liberal).

Karena 80% masyarakat Kagoshima adalah orang lanjut usia, terutama di pulau-pulau. Mereka masih ortodoks, pemikiran jaman dulu masih kuat. Kalau ada pemilihan umum, orang Tokyo Jiminto berbondong-bondong ke Kagoshima, untuk memperebutkan kursi parlemen. Pemilihan kursi DPR kemarin pun, Jiminto di Kagoshima menang, walau secara keseluruhan Minshuto (Partai Demokrasi) memperoleh suara terbanyak di Jepang.

6. Terkenal sebagai daerah pembangkit tenaga atom (di Sendai) dan kawasan peluncuran satelit Jepang (di Tanegashima), canggih kan?

7. Soal bahasa, Kagoshima juga punya dialek yang sangat khas, terutama dari pulau Amami, dan pulau lain sekitarnya. Orang-orang Jepang kalau mendengar dialek ini akan berkomentar seperti bukan berbicara dalam bahasa Jepang. Berbeda kalau kita mendengar dialek Osaka, semua orang tahu kalau itu Osaka-ben. Maka dari itulah banyak orang belajar budaya kepulauan di Kagoshima dari bahasa (dan juga alat musiknya).

8. Kagoshima tidak kalah sama Tokyo, Osaka, Kobe dan Fukuoka. Hampir semua mata politikus terus mengawasi Kagoshima. Karena Kagoshima berbeda maka jalan pemikiran orang Kagoshima pun berbeda. Masih belum bisa beradaptasi dengan orang asing. Hanya ada di kagoshima kalau siang hari banyak para lansia main ke depato Yamagataya, coba kota lain, susah naik denshanya.

Tapi Kagoshima sedang menghadapi masalah sosial, yaitu rito mondai (masalah pulau), karena isi pulau hanya orang tua (umur mereka di atas 60 tahun bahkan ada yang sampai 101 tahun, semua sehat dan masih suka jalan kaki). Yang muda mencari kerja ke Tokyo atau kota besar lainnya, sehingga yang mengelola di pulau pun tidak ada.

Nelayan juga punya masalah karena sistem mereka masih mempertahankan para keturunan nelayan saja yang bisa menjadi nelayan. Saat ini jumlah mereka minim sekali. Tetapi pola pemikiran mereka mulai diubah oleh para sensei dari Suisan gakubu-Kagoshima Univ.

Di Kagoshima juga ada dokter pulau, letaknya di Koshiki. Dokter ini terkenal dalam manga (komik), Dokter Koto namanya. Banyak para dokter dari negara lain belajar dari pengalamannya dari tahun 80-an sampai sekarang. Dokter Koto saat ini sudah tua, kebingungan mencari siapa penggantinya.

Hampir semua pulau-pulau kecil sekitar Kagoshima berfasilitas helikopter dan mobil puskesmas untuk melayani kesehatan penduduk di pulau-pulau tersebut.

9. Mungkin hanya Kagoshima aja yang memberikan fasilitas tosoken + kartu Rapica untuk menarik para pelajar asing untuk mempelajari Kagoshima, karena anak muda Kagoshima yang tertarik dengan Kagoshima sedikit. Saya saja yang beberapa tahun lalu pernah bersekolah di Shizuoka tidak pernah mendapatkan fasilitas ini. Tapi tidak tahu sampai kapan, karena tahun ini pendapatan Kagoshima sedang menurun (anak mudanya yang jarang, mengakibatkan penghasilan Kagoshima juga berkurang), jadi kita berdoa saja terus dapat ya.

Pelajaran yang bisa kita petik

Kagoshima jangan dipandang sebagai furusato atau inaka (kampung). Kalau kita ke Tokyo, Osaka, Kobe, Nara, ataupun Kyoto, kita akan lihat dan merasakan bahwa Kagoshima sangat berbeda. Kagoshima sebagai kota yang memiliki sejarah, budaya, pendidikan dan masyarakat yang beragam.

Dari segi masyarakat, orang-orang Kagoshima masih terbiasa dengan aisatsu atau menyapa orang lain saat bertemu.Tapi Kagoshima pun memiliki kekurangan, di antaranya diskriminasi kerja, gaji sampai pendapatan propinsi.

Kalau kita bicara dengan orang Kagoshima, sebaiknya tidak menyinggung apakah mereka orang pulau atau bukan, karena bagi orang pulau ,contohnya Amami dan Tokushima, perkataan seperti itu bisa dikatakan diskriminasi.

Jadi kita jangan membandingkan Kagoshima dengan kota ataupun propinsi lainnya, karena Kagoshima memiliki ciri khas tersendiri dan budaya yang kompleks. Kalau kita bicara Kagoshima, kita harus lihat dulu kondisi masyarakat, budaya dan lingkungan. Tidak mungkin sama dengan propinsi lainnya.

Di Kagoshima banyak hal yang bisa kita teliti dan pelajari, misalnya sosial masyarakat, hukum, pendidikan di pulau, pertanian, kehidupan nelayan, perikanan, kehutanan dll.

* Mahasiswa program Doktor (D1), Faculty of Human Social, Low and economic, major : History Politics of Japan

** Dengan seijin penulis, tim nge-blog mengedit artikel ini tanpa merubah maksud yang ingin disampaikan oleh penulis kepada kita semua.

Keterangan:
1. Peta Kagoshima diambil dari Wikipedia.

2. Foto Saigo Takamori diambil dari Wikipedia.
3. Logo Jiminto diambil dr di sini, dan logo Minshuto diambil di sini.
4. Foto peluncuran satelit di Tanegashima diambil dari Wikipedia.
5. Lambang kota Kagoshima diambil dari Wkipedia.
6. Foto Toshoken+Rapica, koleksi pribadi.

2 Comments:

At 10/02/2007 01:01:00 PM , Blogger Unknown said...

boleh juga usaha untuk "nyulik" tuh gambar2

 
At 10/10/2011 10:13:00 AM , Anonymous Magang Jepang said...

seharusnya bisa kita contoh untuk pemberdayaan daerah di negara kita agar dikunjungi wisatawan. yang ada disini malah harga tiket untuk wisatawan asing lebih mahal daripada wisatawan domestik heuheuheu

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home