Kodomo Festival 2007

Memperkenalkan permainan tersebut di atas kepada anak-anak Jepang merupakan suatu tantangan tersendiri. Selain permainan itu bisa dikatakan baru bagi mereka, cara menyampaikannya pun sepraktis dan sesederhana mungkin. Tak jarang beberapa di antara kami –dengan keterbatasan dalan berbahasa Jepang- mengajarkan permainan tersebut dengan langsung mempraktekkan permainan tersebut.
Walau dengan keterbatasan seperti yang disebutkan di atas, ternyata permainan yang ditampilkan sanggup menarik minat anak-anak yang hadir di chouchou-kawai-choo (berupa kupu-kupu yang terbuat dari bulu) yang ditawarkan bagi mereka yang sanggup memainkan bekel 1 set. Semangat mereka untuk mendapatkan hadiah itu patut kita acungkan 2 jempol, walaupun beberapa anak akhirnya harus gigit jari karena gagal mendapatkan hadiah tersebut. Tapi tercatat satu ibu Jepang yang ikut mencoba bermain bekel ini demi buah hatinya yang ingin sekali memperoleh kupu-kupu cantik itu.
Melengkapi stand
Melihat antusias anak-anak Jepang(dan juga para orangtua mereka) dalam mengenal budaya negara lain, tentunya patut mendapatkan apresiasi dari kita semua. Bagi kita pun, tentunya jauh lebih membahagiakan bisa menjadi duta
Biar kita tidak baru `teriak-teriak` saat ada negara lain mengakui apa yang kita miliki, ayo mulai dari sekarang, kita semua rajin memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Indonesia ke dunia luar!
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home