Saturday, April 05, 2008

Masih ada beras kan, Mi?

Catatan Cilik Keluarga Agus Sukarto (2)


Pembuka:
Kembali kel. Agus meramaikan blog PPIK kita ini. Apalagi ya tingkah polah mas Fathin yang membuat Ummi-nya merasa diingatkan untuk senantiasa bersyukur dengan apa yang telah tersedia dan dimiliki? Semoga kawan-kawan dapat menikmati dan menga
mbil hikmahnya dari catcil ke-2 kel. Agus kali ini.


Minggu, 16 maret 2008


Hari ini “hari telur”, maksudnya di Taiyo supermarket dekat rumah telur dijual murah hanya 88 yen per 10 butir, begitu pula shoyu (kecap jepang) tadi lihat dipamflet dijual seharga 98 yen padahal biasanya di atas 200 yen. Karena telur murahnya, jam 5 sore saya berniat ke sana dan kebetulan juga Fathin minta sanma (nama ikan) yang dibakar kesukaannya. Kebetulan pula (lagi), lauk di rumah habis total! Yah beginilah nggak ada suami, bisanya beliau yang selalu belanja, jadi isi kulkas selalu siap sedia. Alhamdulillah beras, kentang wortel dan bahan makanan yang berat2 sudah dibelikan sebelum suami berangkat ke INA.

Jadilah kami berjalan kaki dengan ade Fia di babycar . Kenapa nggak naik
sepeda? Saya nggak sanggup bonceng depan belakang plus belanjaan, dan biasanya saya naik sepeda bareng de Fia dan Fathin pake skuter, tapi skuternya Fathin hilang entah kemana karena diletakkan begitu saja didepan rumah dekat tempat parkir sepeda.

Tujuan utama adalah kampus suami untuk ambil uang karena saya kehabisan uang kontan. Hari jum'at kepake agak banyak untuk biaya berobat saya karena harus di MRI jadi uang minggu ini habis sekejap. Kenapa harus di MRI? Ceritanya kapan2 yah).

Dari rumah ke kampus berjalan sekitar 500 meter lumayan juga sih…ternyata pintu yang mengarah ke ATM terkunci dan nggak buka kalau hari minggu atau libur.

Saya tanya Fathin, "Mas pulang ajah yuk, nggak usah belanja, nggak bisa ambil uang nih…dikunci!".


"Jangan Mi, kita jalan lagi ajah Insya Allah kayaknya di sana itu ada deh!”.

Langsung saya ingat suami meninggalkan dua kartu….ahh yah bisa ambil di kantor pos, tapi berjalan lagi lumayan jauh sekitar 500 m lagi. Kata Fathin nggak papa. Yah sudah kami berjalan lagi toh ATM kantor pos dekat supermarket yang dituju. Sampai di sana tepat jam 5 dan ATM pas tutup!! Saya rogoh saku dan periksa dompet paling tidak bisa membeli minuman buat anak2 terutama Fathin yang dah berjalan hampir 1 km, hanya terkumpul 8 keping 10 yen-an, 1 keping 5 yen dan 5 keping 1 yen-an, total 90 yen!! Otomatis nggak bisa beli apa2.

Akhirnya saya putuskan tidak jadi belanja, belanja besok saja..Untuk makan malam masih ada sayur dan telur 2 butir.

Fathin yang melihat saya sedih malah berkata, "Kita masih punya beras kan, Mi? Masih ada sayur kan, Mi? ".

Masih", jawab saya.

"Aku nggak papa papa kok Mi nggak makan ikan baker. Aku nggak papa makan sayur ajah kok, Mi. Alhamdulillah yah kita masih punya beras".

"Yuk Mi, kita main ke koen (red.taman) ajah", ajaknya dengan maksud menghibur atau emang dia yang pengen main ke koen.

Jadilah sore itu kita main di koen, tamannya lumayan besar. Fathin dan Fia main sampai puas dan hampir maghrib baru kita pulang. Selama bermain saya tak habis pikir dari mana Fathin mendapat ide untuk berkata seperti itu pada Umminya yah?

Yah, kita masih punya beras dan sayur nak, Alhamdulillah.
Terimakasih nak. Kau ajarkan kami untuk senantiasa bersyukur.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home