Wednesday, October 31, 2007

Kring...kring...kring...

Sepedaku yang telah berjasa, bersamaku menjalani kehidupan di kota ini.

Sudah lebih dari 1 tahun kau menemaniku, melewati panas, gugur, dingin, semi.

Menapaki jalan besar, kecil bahkan jalan-jalan tikus sekalipun.

Jarak pendek, menengah bahkan jauhpun kau libas bersamaku, walau tak jarang kaki-kakiku sulit untuk diajak berkompromi.


Di setiap kunjunganku ke Taiyo ataupun Daie, kau bersedia membawa belanjaanku.

Saat kudapat Pooh-san yang besarnya mengalahkan besar keponakanku, kaupun masih sanggup membawanya.

Ketika flea market menjamur, kaupun menawarkan jasanya kepadaku, tanpa melihat berapa banyak barang yang telah kuborong.


Sepedaku yang telah berjasa, maukah kau ikut pulang ke Indonesia bersamaku?

Di tanah air, kau dijamin takkan berleha-leha.

Keponakan-keponakanku tersayang pastilah sangat antusias meminta antaran bersamamu.

Kalau kau bersedia ikut, kupesankan tempat bagimu dalam pengiriman kargo Maret 2009 mendatang ya?

Kriing…kriing…kriing…


*tulisan ini terinspirasi dari kisah tante Desy dan tante Ruli yang bersepeda menjemput tante Ipur keluar (atau `dikeluarkan`, memakai istilah kangmas Mamaz Ian) dari rumah sakit.

** buat tante Ipur, semoga segera pulih dan bisa kembali beraktifitas seperti biasanya.

*** tulisan ini didedikasikan bagi “jitensha lovers” dimanapun berada :D

Thursday, October 11, 2007

di penghujung bulan nan suci ini




Tuesday, October 02, 2007

PPIK Jr.


Anggota: Isa-kun, Dimas-kun, Mawahib-kun, Habibie-kun, Yahya-kun, Amira-chan, Tomoki-kun, Tazkiyah-chan, Nasywa-chan, Naura-chan, Askar-kun

* klik foto untuk memperbesar foto
** foto2 koleksi kel. Sarpono, kel. Hadhi Asmara,
neng Lia dan tim nge-blog PPIK

Perayaan hari Kemerdekaan RI ke 62

* ditulis oleh ketua PPIK-Sarpono, foto2 hasil jepretan neng Lia

Tanah airku tidak kulupakan

Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Untaian kata karya emas sang legendaris Ibu Sud dalam syair lagu “Tanah airku” (lirik dan lagu bisa dinikmati di sini) inilah barangkali yang mewakili kata hati kami setiap kami rindu akan tanah air. Apapun kondisi Indonesia saat ini, kita tetap merasa bangga dan senantiasa merindukannya.

Apalagi setiap menjelang tanggal 17 Agustus, momen bersejarah saat dimana perasaan kami senantiasa diajak bernostagia kembali pulang ke tanah air untuk memeriahkan HUT RI dg acara lomba khas di RT/RW atau upacara bendera sekedar menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur.

Barangkali kita memang tidak bisa sebangga dan sehormat seperti yang dilakukan Naga bonar dalam ”Naga Bonar Jadi 2” yang begitu khidmatnya mengangkat tangan menghormat patung jendral Sudirman. Namun ketika menyadari patung yang menghadap ke Tugu Monas (Istana Presiden red) juga dalam posisi menghormat, Naga bonar yang juga seorang Jendral menangis dan berteriak histeris seraya memanjat patung Jendral Sudirman, memohon dan meratap kepada sang patung untuk segera menurunkan tangganya. Kenapa harus Jendral Sudirman yang harus senantiasa menghormat, padahal kita lah yang seharusnya senantiasa menghormat kepadanya.


Sebagai bentuk kerinduan, kecintaan, kebanggaan serta rasa hormat kepada para pahlawan,
PPI Kagoshima setiap tahun melakukan peringatan HUT RI. Memang tidak bisa menghadirkan peringatan semeriah seperti di tanah air dengan aneka lomba yang secara otomatis akan menghadirkan tukang jajanan, seperti baso, somay, gorengan atau es campur. Namun kita tetap senantiasa menghadirkan suasana tanah air dengan segala keterbatasan yang ada di negeri orang. Kendati dengan segala keterbatasan itu, ternyata kemeriahan dan kecerian tetap mampu mewarnai peringatan HUT RI di Kagoshima kali ini.


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya.




9 hal yang mungkin (tidak) kita ketahui tentang Kagoshima

Oleh Purnamawati a.k.a Ipur*

Seberapa jauh kita mengenal Kagoshima?

Barangkali sebatas salah satu propinsi di ujung selatan pulau Kyushu dengan gunung Sakurajimanya yang merupakan gunung api teraktif di Jepang?

Dengan paparan yang ringan dan santai, artikel berikut akan memperkaya pengetahuan kita serta banyak hal baru yang akan kita dapatkan tentang Kagoshima. Semoga.

Selamat menikmati.


Ini sekedar intermezo. Dari pada stres dan pusing, ya sekedar bagi pengetahuan saja.

Mungkin di antara kawan-kawan ada yang sudah tahu tentang Kagoshima, bukan? Atau mungkin ada juga yang belum tahu atau mungkin masih banyak pertanyaan mengenai Kagoshima. Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini akan menambah wawasan kawan-kawan tentang Kagoshima.

1. Propinsi yang paling `ngebangkang`.

Pernah tidak mengakui kekuasaan Kaisar dan Jepang, karena dulunya Kagoshima termasuk kota kesatuan Okinawa. Okinawa pada zaman dinasti China adalah jajahan China, termasuk di dalamnya juga Korea (dulu Korea di sebut Chosen, kemudian militer Jepang mengobrak-abrik menjadi 2 bagian Korea utara dan Korea selatan seperti yang kita kenal saat ini). Kagoshima dan Okinawa akhirnya menjadi bagian dari Jepang setelah militer Jepang merebutnya dari dinasti China. Maka dari itu, sampai saat ini kita masih bisa temui sisa-sisa betapa kuatnya pengaruh kebudayaan China di Kagoshima dan Okinawa.

2. Pernah nonton The Last Samurai -nya si Tom Cruise (tulisannya bener nggak)? Nah, film itu diinspirasi dari kisah hidup the last true samurai, Saigo Takamori orang asli Kagoshima. Dia yang masih mempertahankan kedudukan samurai sebagai penjaga kaisar pada saat Kaisar masih berusia sangat muda. Pada saat itu kaisar ingin mengadakan pembaharuan, yang akhirnya kita kenal dengan jaman Meiji (pembaharuan). Patung Saigo Takamori bisa kita lihat di Ueno Park – Tokyo (berpakaian tradisional jepang) dan Chuo Park – Kagoshima (berpakaian western uniform).

3. Terkenal dengan ciri khas pulaunya.

Pulau-pulau yang ada di Kagoshima mempunyai ciri khas (kalau pernah nonton anime produksi Gibli ttg hutan Tokushima, ya seperti itu suasananya). Yaitu hutannya masih murni dan lautnya sebagai pertemuan air panas dengan air dingin (gomen kalau salah ngomong, bukan bagian Suisan) jadi segala macam kehidupan binatang ada di Kagoshima dan pulau-pulau disekitarnya. Kita bisa melihat ikan paus pada bulan 2 atau 3 di perairan kagoshima dan sekitarnya. Selain itu rumput laut di Kagoshima lebih baik dari pulau-pulau lainnya di jepang.

Di antara deretan pulau-pulau ada pulau Chichishima dan Hahashima (pulau ayah dan pulau ibu) yang dimiliki oleh prefektur Tokyo, dimana Kagoshima tidak berhak mengatur pulau-pulau tersebut.

Nah, mau tahu nelayan Jepang yang pertama kali menjelajah dunia sampai ke Indonesia? Jawabannya nelayan Kagoshima. Kemudian siapa penemu ikan tuna, penghasil dan penyalur ke seluruh Jepang? Juga nelayan Kagoshima. Jadi tidak salah Suisan Gakubu paling bagus di Kagoshima.

4. Pusat militer Jepang terkuat pada perang dunia ke 2.

Semua tentara Jepang pada PD II sebagian besar berasal dari Kagoshima, Fukuoka dan Okinawa. Kalau kita ke Chiran, kita bisa melihat sisa-sisa dari pasukan Kamikaze (pasukan bunuh diri, pasukan yang paling ditakuti Amerika pada saat itu), dan itu tidak ada di luar Kagoshima.

Sampai sekarang Jepang masih memerintahkan militernya untuk menduduki pulau-pulau kecil di Kagoshima, contohnya Koshiki. Pulau-pulau itu dijadikan tempat itu latihan perang dan basic camp.

Kalau kita ke Tenmonkan atau lagi di jalan-jalan pusat kota Kagoshima, kita mungkin pernah melihat mobil besar dengan bendera Jepang dan berspeaker besar, yang mengajak para masyarakat untuk mengakui kedudukan kaisar, mempertahankan militer Jepang, mengajak anak muda untuk masuk militer, dan merebut pulau-pulau sekitar Kagoshima yang sekarang jadi perebutan Korea selatan dan Jepang.

5. Dalam bidang politik, sebagai kubu terkuat Jiminto (Partai Demokrasi Liberal).

Karena 80% masyarakat Kagoshima adalah orang lanjut usia, terutama di pulau-pulau. Mereka masih ortodoks, pemikiran jaman dulu masih kuat. Kalau ada pemilihan umum, orang Tokyo Jiminto berbondong-bondong ke Kagoshima, untuk memperebutkan kursi parlemen. Pemilihan kursi DPR kemarin pun, Jiminto di Kagoshima menang, walau secara keseluruhan Minshuto (Partai Demokrasi) memperoleh suara terbanyak di Jepang.

6. Terkenal sebagai daerah pembangkit tenaga atom (di Sendai) dan kawasan peluncuran satelit Jepang (di Tanegashima), canggih kan?

7. Soal bahasa, Kagoshima juga punya dialek yang sangat khas, terutama dari pulau Amami, dan pulau lain sekitarnya. Orang-orang Jepang kalau mendengar dialek ini akan berkomentar seperti bukan berbicara dalam bahasa Jepang. Berbeda kalau kita mendengar dialek Osaka, semua orang tahu kalau itu Osaka-ben. Maka dari itulah banyak orang belajar budaya kepulauan di Kagoshima dari bahasa (dan juga alat musiknya).

8. Kagoshima tidak kalah sama Tokyo, Osaka, Kobe dan Fukuoka. Hampir semua mata politikus terus mengawasi Kagoshima. Karena Kagoshima berbeda maka jalan pemikiran orang Kagoshima pun berbeda. Masih belum bisa beradaptasi dengan orang asing. Hanya ada di kagoshima kalau siang hari banyak para lansia main ke depato Yamagataya, coba kota lain, susah naik denshanya.

Tapi Kagoshima sedang menghadapi masalah sosial, yaitu rito mondai (masalah pulau), karena isi pulau hanya orang tua (umur mereka di atas 60 tahun bahkan ada yang sampai 101 tahun, semua sehat dan masih suka jalan kaki). Yang muda mencari kerja ke Tokyo atau kota besar lainnya, sehingga yang mengelola di pulau pun tidak ada.

Nelayan juga punya masalah karena sistem mereka masih mempertahankan para keturunan nelayan saja yang bisa menjadi nelayan. Saat ini jumlah mereka minim sekali. Tetapi pola pemikiran mereka mulai diubah oleh para sensei dari Suisan gakubu-Kagoshima Univ.

Di Kagoshima juga ada dokter pulau, letaknya di Koshiki. Dokter ini terkenal dalam manga (komik), Dokter Koto namanya. Banyak para dokter dari negara lain belajar dari pengalamannya dari tahun 80-an sampai sekarang. Dokter Koto saat ini sudah tua, kebingungan mencari siapa penggantinya.

Hampir semua pulau-pulau kecil sekitar Kagoshima berfasilitas helikopter dan mobil puskesmas untuk melayani kesehatan penduduk di pulau-pulau tersebut.

9. Mungkin hanya Kagoshima aja yang memberikan fasilitas tosoken + kartu Rapica untuk menarik para pelajar asing untuk mempelajari Kagoshima, karena anak muda Kagoshima yang tertarik dengan Kagoshima sedikit. Saya saja yang beberapa tahun lalu pernah bersekolah di Shizuoka tidak pernah mendapatkan fasilitas ini. Tapi tidak tahu sampai kapan, karena tahun ini pendapatan Kagoshima sedang menurun (anak mudanya yang jarang, mengakibatkan penghasilan Kagoshima juga berkurang), jadi kita berdoa saja terus dapat ya.

Pelajaran yang bisa kita petik

Kagoshima jangan dipandang sebagai furusato atau inaka (kampung). Kalau kita ke Tokyo, Osaka, Kobe, Nara, ataupun Kyoto, kita akan lihat dan merasakan bahwa Kagoshima sangat berbeda. Kagoshima sebagai kota yang memiliki sejarah, budaya, pendidikan dan masyarakat yang beragam.

Dari segi masyarakat, orang-orang Kagoshima masih terbiasa dengan aisatsu atau menyapa orang lain saat bertemu.Tapi Kagoshima pun memiliki kekurangan, di antaranya diskriminasi kerja, gaji sampai pendapatan propinsi.

Kalau kita bicara dengan orang Kagoshima, sebaiknya tidak menyinggung apakah mereka orang pulau atau bukan, karena bagi orang pulau ,contohnya Amami dan Tokushima, perkataan seperti itu bisa dikatakan diskriminasi.

Jadi kita jangan membandingkan Kagoshima dengan kota ataupun propinsi lainnya, karena Kagoshima memiliki ciri khas tersendiri dan budaya yang kompleks. Kalau kita bicara Kagoshima, kita harus lihat dulu kondisi masyarakat, budaya dan lingkungan. Tidak mungkin sama dengan propinsi lainnya.

Di Kagoshima banyak hal yang bisa kita teliti dan pelajari, misalnya sosial masyarakat, hukum, pendidikan di pulau, pertanian, kehidupan nelayan, perikanan, kehutanan dll.

* Mahasiswa program Doktor (D1), Faculty of Human Social, Low and economic, major : History Politics of Japan

** Dengan seijin penulis, tim nge-blog mengedit artikel ini tanpa merubah maksud yang ingin disampaikan oleh penulis kepada kita semua.

Keterangan:
1. Peta Kagoshima diambil dari Wikipedia.

2. Foto Saigo Takamori diambil dari Wikipedia.
3. Logo Jiminto diambil dr di sini, dan logo Minshuto diambil di sini.
4. Foto peluncuran satelit di Tanegashima diambil dari Wikipedia.
5. Lambang kota Kagoshima diambil dari Wkipedia.
6. Foto Toshoken+Rapica, koleksi pribadi.